Invalid Date
Dilihat 41 kali
Limboro, Donggala – Proses pewarnaan benang tenun menjadi salah satu tahapan penting dalam pembuatan kain tenun. Proses pewarnaan ini masih dilakukan secara tradisonal oleh para pengrajin lokal di Desa Limboro Kecamatan Banawa Tengah Kabupaten Donggala. Salah satu tokoh yang memelihara tradisi ini adalah Pak slamet, pengrajin sarung tenun Donggala yang telah lama bergelut dalam dunia tenun dan aktif memberikan edukasi tentang Teknik pewarnaan alami dan kimia ke berbagai daerah.
Kegiatan pewarnaan benang tenun berlangsung selama tiga hari, yang terdiri dari :
1) Perebusan benang putih.
Benang sutra atau benang katun direbus selama 15 menit dalam campuran air, soda abu, dan tipol. Ini berguna untuk membersihkan benang dan membuka serat benang agar lebih mudah menyerap warna.
2) Pencelupan benang ke warna alam atau warna kimia
Setelah direbus, benang didiamkan semalaman, lalu direndam dalam ;arutan pewarna. Untuk pewarna alami, digunakan bahan dari tumbuhan sekitar seperti daun jamu untuk warna krem, daun putri malu untuk warna merah muda, dan sabuk kelapa untuk warna coklat. Bahan-bahan tersebut direbus selama 1,5 jam untuk menghasilkan warna yang siap digunakan.
3) Proses pengeringan benang.
Setelah pencelupan, benang kembali didiamkan semalaman, lalu dikeringkan dengan cara dijemur di tempat teduh tanpa terkena sinar matahari langsung, agar warna tidak pudar. Hasil dari benang yang menggunakan pewarna alami warnanya akan lebih kalem dibandingkan dengan benang yang menggunakan pewarna kimia yang warnaya lebih cerah.
Untuk pewarnaan benang menggunakan warna kimia proses nya hampir sama tetapi pencelupan benang ke warna kimia tidak membutuh kan waktu lama untuk didiamkan hanya sekadar meratakan warna kimia ke benang selama beberapa menit saja.
Proses pewarnaan benang ini dapat disaksikan langsung di rumah Pak Slamet, yang terletak di Desa Kola-kola, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala. Rumah beliau juga menjadi tempat produksi tenun dan edukasi budaya lokal.
Teknik pewarnaan alami tidak hanya memperindah kain tenun, tetapi juga merupakan bagian kearifan lokal yang terus diwariskan secara turun-temurun. Dengan menjaga proses pewarnaan tradisional ini, masyarakat Limboro turut merawat identitas budaya dan keberlanjutan lingkungan khas Donggala.
Penulis : Shakinah Madani (UNTAD)
Bagikan:
Desa Limboro
Kecamatan Banawa Tengah
Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini