Limboro, 8 Agustus 2025 - Desa Limboro kembali menghadirkan inovasi baru dalam pengambangan pariwisata lokal melalui peluncuran Paket Wisata Gastronomi Sagu. Inisiatif ini menjadi bagian dari strategi untuk memadukan potensi alam, budaya, dan kearifan lokal dalam satu produk wisata yang terintegrasi.

Paket wisata ini dirancang untuk memperkenalkan lebih dalam tentang sagu sebagai kekayaan pangan lokal yang memiliki nilai budaya dan ekonomi tinggi. Desa Limboro yang dikenal sebagai salah satu penghasil sagu di Kabupaten Donggala memanfaatkan potensi ini untuk menciptakan daya tarik wisata gastronomi, sekaligus meningkatkan nilai jual produk sagu dalam bentuk pengalaman wisata yang edukatif dan berkesan.

Kegiatan wisata dalam paket ini mengajak wisatawan utnuk mengunjungi lokasi kebun sagu sebagai sumber bahan baku utama, menjelajahi “Laboratorium alam” produksi sagu, hingga merasakan langsung proses pengolahan dan mencicipi hasil olahan kuliner tradisional berbahan dasar sagu di rumah produksi lokal.

Puncak pelaksanaan paket wisata ini berlangsung pada 8 Agustus 2025, melibatkan kolaborasi antara mahasiswa KKN PPM UGM dan KKN Tematik 111 UNTAD sebagai penyusun paket wisata, serta pelaku wisata lokal dan wisatawan yang ikut mencoba langsung rute wisata gastronomi sagu.

Sebelum pelaksanaan, sejumlah rangkaian kegiatan dilakukan sebagai bagian dari persiapan, yaitu Workshop Kampanye Sadar Wisata untuk meningkatkan pemahaman Pokdarwis Limboro, pelatihan penyusunan paket wisata yang menarik dan berbasis potensi lokal, pelatihan pembuatan media promosi seperti booklet dan konten digital, serta penjualan paket wisata melalui marketplace online dan media sosial, diikuti dengan strategi promosi digital yang menargetkan wisatawan lokal maupun luar daerah.

Paket wisata gastronomi ini diharapkan tidak hanya menjadi produk unggulan Desa Limboro, tetapi juga menjadi model pemberdayaan ekonomi lokal yang berbasis potens pangan tradisional dan kearifan budaya. Melalui pendekatan ini, sagu tdak hanya dkenali sebagai makanan pokok, tetapi juga sebagai pengalaman wisata yang kaya nilai edukatif dan budaya.

Penulis : Shakinah Madani (UNTAD)