Donggala, 22 Juli 2025 – Suasana kelas 8A SMP Negeri 1 Banawa Tengah hari ini berubah menjadi arena eksplorasi kreatif yang seru dan edukatif. Sebanyak 27 siswa mengikuti program inovatif bertajuk “Sa Bisa Jadi Planner: Rancang Jalur Kereta Api Impian”, sebuah program pengembangan keterampilan spasial berbasis experiential learning atau pembelajaran berbasis pengalaman langsung.

Program ini diinisiasi oleh mahasiswa klaster saintek KKN-PPM UGM bersama KKN Tematik 111 UNTAD, yang terdiri dari oleh Zuhud Ahnaf Fauzi, Azlan Al-Isyraq (UGM), serta Moh. Ali Akbar Dg. Matona, John Benedict Simanjorang, dan Aditya Nurdiansyah (UNTAD). Program berlangsung dari pukul 09.00 hingga 12.00 WITA dengan metode pengajaran interaktif dan menyenangkan

Mengenal Nusantara, Menyusuri Sulawesi 

Kegiatan dimulai dengan permainan sederhana penuh semangat berupa “tepuk konsentrasi” dan pemutaran video edukatif tentang peta mental (mental map). Mahasiswa kemudian mengajak para siswa menyusun rute perjalanan dari rumah ke sekolah, sebuah cara sederhana, tetapi efektif untuk menggali kesadaran spasial anak-anak.

Permainan demi permainan mengajak siswa mengenal lebih dalam geografi Indonesia. Melalui “Thirty-eight games”. anak anak menempelkan label provinsi ke peta buta 38 provinsi Indonesia yang dicetak dalam kertas besar berukuran A0. Kegiatan dilanjutkan dengan “Seberapa Sulteng Kamu?”, permainan menebak 13 objek wisata dari seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah.

Namun, puncak keceriaan datang ketika siswa dibagi ke dalam enam kelompok berdasarkan warna pada tanda pengenal yang telah dibagikan dimana masing-masing warna mewakili provinsi yang ada di Pulau Sulawesi. Dengan antusiasme tinggi, mereka merancang jalur kereta api impian yang menghubungkan titik-titik penting di pulau itu menggunakan tali dan peta Sulawesi di atas karton A1, yang diberi nama "Ular Besi Sulawesi". 

Bukan Sekadar Mainan, Tapi Bekal Masa Depan 

“Lewat kegiatan ini, kami ingin anak-anak tidak hanya mengenal geografi, tapi juga belajar berimajinasi, bekerjasama, dan menyadari betapa kayanya potensi desa dan daerah mereka”, ujar Azlan, salah satu inisiator program.

Dengan pendekatan menyenangkan, tetapi sarat nilai edukatif, program “Sa Bisa Jadi Planner” menjadi inspirasi bagaimana pendidikan melalui pengalaman dapat mengasah keterampilan, membentuk cara berpikir kritis, dan menumbuhkan kecintaan pada tanah air sejak usia dini.

Karena siapa sangka, dari ruang kelas sederhana di Banawa Tengah, bisa lahir para perencana masa depan yang suatu hari nanti mungkin benar-benar membangun jalur kereta api impian di Sulawesi.

Penulis: Aditya Nurdiansyah (UNTAD)